Apa yang Telah Terjadi Antara Saya, Nginx, MySQL, PHP, WordPress, dan DigitalOcean.com? Part 1

Menyambung tulisan saya sebelumnya, saya ingin sedikit berbagi cerita tentang perjalanan saya mulai dari mendaftar di Digital Ocean hingga blog ini bisa running.

Mendaftar

  • Pertama-tama saya mengunjungi website Digital Ocean (jika Anda ingin mendaftar, saya harap Anda meng-klik link ini karena berisi kode referal saya). Kenapa Digital Ocean? Karena menurut beberapa artikel yang saya baca, di sini tempat yang paling murah. Mulai dari $5 USD per bulan udah bisa sewa satu server.

digitalocean

  • Saya klik tombol Sign Up yang ada di pojok kanan atas untuk mendaftar.
  • Lalu mengisi email dan password. Klik Sign Up. Sebuah email pun dikirimkan ke alamat email saya.
  • Saya buka email, lalu mengklik link yang dikirimkan untuk konfirmasi.
  • Untuk bisa mengaktifkan akun, saya harus memasukkan data kartu kredit atau mengisi kredit menggunakan PayPal minimal $5 USD. Saya pilih menggunakan PayPal dan mengisi kredit akun saya senilai $10 USD. Setelah mengaktifkan akun, saya diberikan kredit gratis senilai $10 USD. Kredit ini memiliki masa kadaluwarsa selama 12 bulan (sepertinya kredit ini akan habis sebelum mencapai 12 bulan).
  • Bagi yang tidak memiliki kartu kredit mungkin bisa membuat Virtual Credit Card, tapi sayangnya saya tidak pernah membuatnya dan tidak mengerti cara membuatnya. Anda bisa cari caranya di Google.

Baca Selengkapnya

Perlu Nggak Sih Bagan Akun Standar yang Sama dari Penganggaran, Penatausahaan, sampai dengan Pelaporan?

Seharusnya tulisan ini saya tulis di akhir tahun 2014 yang lalu ketika Pemerintah Daerah bersiap-siap untuk menerapkan Standar Akuntansi Berbasis Akrual di tahun 2015. (Meskipun setahu saya beberapa daerah sudah melaksanakan selama beberapa tahun) Tapi tak apalah, toh isi dari tulisan ini masih relevan untuk saya bahas. Namun dengan satu catatan penting untuk para pembaca ketahui, tulisan ini dimaksudkan hanya untuk menghibur diri saya dari segala bentuk rutinitas pekerjaan. Dan satu lagi, semua isi tulisan ini hanyalah hal kecil yang suka saya besar-besarkan.

Saya mulai dengan sebuah kalimat, “Jika bisa dipermudah kenapa harus dipersulit?” Kalimat itu muncul di dalam kepala saya ketika melakukan mapping kode rekening Permendagri 21 Tahun 2011 ke kode rekening Permendagri 64 Tahun 2013 pada aplikasi SIMDA Keuangan. Masih ada mapping yang lain yaitu, mapping kode rekening Permendagri 21 Tahun 2011 ke kode rekening SAP (Standar Akuntansi Pemerintahan). Semua mapping tersebut diperlukan karena kode rekening antara penganggaran dan penatausahaan (Permendagri 21 Tahun 2011) dengan pelaporan (Permendagri 64 Tahun 2013 dan SAP) berbeda. Kadang saya bertanya, kenapa semua kode rekening tersebut tidak disamakan dari penganggaran sampai dengan pelaporan? Maklum saya kadang malas dalam urusan per-mapping-an, karena sering dibingungkan dengan pertanyaan, kode rekening ini mapping-nya ke kode rekening yang mana? Kok nggak ada? Solusinya adalah tambahkan! Sekian, dan masalah pun beres. Selama ada aplikasi yang membantu, masalah mapping bukanlah bisa disebut sebagai sebuah masalah. Tapi entah kenapa ‘hati nurani‘ (baca: pola pikir seorang programmer yang ingin semua hal terstruktur dengan amat sangat rapi) saya masih belum bisa terima. Sekali lagi kalimat itu muncul lagi di dalam kepala saya. “Jika bisa dipermudah kenapa harus dipersulit?”. Akan terasa lebih mudah jika seluruh alur pengelolaan keuangan daerah memiliki satu standar kode rekening, saya istilahkan dengan ‘Bagan Akun Emang Standar Dari Awal Sampai Akhir‘. Saya nggak bakalan pusing-pusing lagi me-mapping.

Baca Selengkapnya

Apa yang Perlu Dilakukan Setelah Instalasi Ubuntu 16.04 LTS?

Screenshot desktop

Yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Ubuntu 16.04 LTS! (Sok-sok jadi Linux’s enthusiast, padahal keseharian masih pake Windows). Ah, sudahlah. Kita di sini mau membahas apa sih yang perlu dilakukan setelah melakukan fresh installation Ubuntu 16.04 LTS? Nggak mungkin kan, habis fresh install dibiarin gitu-gitu aja, diterima apa adanya. Jangan! Kalo Tulus bilang ‘jangan cintai aku apa adanya‘.

Postingan ini sedikit nyontek dari omgubuntu.co.uk namun dengan beberapa perbedaan sesuai selera saya sendiri. Terserah Anda mau ikut yang mana. Berikut ini hal-hal yang perlu dilakukan setelah melakukan instalasi Ubuntu 16.04 LTS.

Baca Selengkapnya

Pindah dari Shared Hosting ke Cloud Server Hosting

Berawal dari rasa penasaran ingin mencoba sesuatu yang baru. Dari yang selama ini sudah cukup puas menggunakan shared hosting hingga akhirnya nekat mencoba menggunakan cloud server yang harga sewanya bisa berkali-kali lipat dari shared hosting. Kenapa sih memilih cloud server? Kalau pertanyaan itu ditanyakan kepada saya, saya akan jawab singkat aja, ‘belum tahu, tapi biar terdengar keren aja sih’. Mengenai kelebihan dan kekurangan … Baca Selengkapnya